Rabu, 17 Februari 2016

Hidup Adalah Perubahan.

Tepat pukul 05:00 Wib handphone gue berdering nyaring yang menandakan bahwa alarm sudah menyala. Dengan ekspektasi, ketika gue bangun tidur, gue segera menunaikan sholat shubuh dan mulai meneruskan aktifitas seperti membersihkan rumah, sarapan, mandi dan berangkat kerja.

Namun apa daya... 

Cuaca sejuk nya pukul 5 pagi seakan membuat kasur gue berteriak manja "Ayok kita bobok lagi" dan akhirnya gue pun memilih untuk melanjutkan tidur hingga gue melewatkan beberapa aktifitas. Akhirnya semua serba dilakukan dengan terburu-buru. Sampai tiba di kantor tidak tepat waktu. 

Amsyongggg...

Gue selalu melakukan itu sampai sekarang, kebiasaan buruk yang perlahan akan menghancurkan hidup gue. 

Mau sampai kapan syf ?

Padahal dari diri sendiri sudah berniat untuk merubah semua nya, melawan segala hawa nafsu demi rutinitas hidup yang lebih baik, tapi ternyata susah. Ada aja gangguan nya.

Tapi gue yakin, setiap orang pasti berubah, begitupun gue sendiri. Gue yakin gue pasti bisa merubah semua nya. Merubah segala rutinitas menjadi lebih baik serta merubah pola berfikir.

Mungkin diantara kalian ada yang lagi merasakan hal yang sama, lagi berjuang untuk merubah kebiasaan buruk dan berusaha agar kebiasaan buruk itu hilang. Yuk sini, coba kita renungin .

Gue punya temen, cukup deket. Gue tau banget gimana dia saat semasa sekolah. Sebut saja nama nya Reni. Dia adalah tipikal orang yang ceroboh, males kuadrat, cuek abis pokoknya banyak banget hal buruk dalam diri nya. Reni yang sudah menikah 1 tahun yang lalu tiba-tiba bbm gue dan mengajak gue untuk temu kangen. Gue pun meng "iya" kan permintaan nya, dan kami bertemu di sebuah tempat makan, dia datang bersama anak nya yang baru beberapa bulan, dan gue pun datang Sendirian.

"Hai Ren, maaf lama nunggu nya ya. Aku kira malah kamu yang telat, makanya aku sengaja datang agak lama, kan dari dulu kamu memang yang selalu ngaret." Ucap gue sebagai pembuka topik pembicaraan.

" Gpp fa, aku nggak mungkin telat lagi dong. Semenjak berkeluarga dan punya anak hidup aku banyak perubahan. "

" Ohya? Bagus dong... tapi proses nya pasti susah ya ? Dulu kan kamu ceroboh banget."

" Hmm.. Iya bener. Kalo aku terus-terusan stuck dengan kebiasaan buruk aku dampak nya malah hancur berantakan kekeluarga Fa, aku yang dulu ceroboh, kalau sampai sekarang masih ceroboh mungkin anak ku akan terus-terusan menangis karena aku lupa taruh dimana botol susu nya, kalau aku selalu lama dalam hal apapun mungkin suami ku akan marah karena sarapan untuk nya belum aku siapkan karena aku terlalu asik dengan kebiasaan buruk. Hidup itu kan perpindahan Fa, nggak ada orang yang nggak mau berubah menjadi lebih baik. " 

Gue yang sedang menyantap kentang goreng, seketika segera menghentikan nya. Gue pun langsung berfikir dan mencoba menyambung pertanyaan lagi.

" Wah hebat ya. Tapi apa perpindahan hidup itu hanya bisa di dapat setelah kita sudah menikah ? " Tanya gue serius.

" Kalau bisa kamu melakukan nya saat ini juga Fa, ngga ada perpindahan yang mudah, semua pasti dilakukan dengan rumit. Sebelum perpindahan itu kan butuh persiapan, dan persiapan itu nggak ada yang ringan. Jadi ketika kamu sudah mendapatkan pendamping, kamu sudah siap untuk mandiri. Kamu sudah mempersiapkan segala nya dengan baik. Kebiasaan buruk yang ada pada diri kamu jangan sampai di bawa lagi. Dan tetap lakukan semua itu karena niat dalam diri sendiri dan untuk kebaikan diri sendiri, bukan karena paksaan atau bukan untuk orang lain. Karena semuanya akan menjadi lebih baik jika kamu lakukan untuk dirimu sendiri. Ayok Fa, mulai semua nya dari hal yang kecil terlebih dahulu. " 

Setelah panjang berbincang, kami pun pulang. Dan ketika sampai dirumah, gue langsung duduk dan merenungkan apa yang Reni ucapkan tadi.

Ternyata seseorang yang punya banyak kebiasaan buruk akan hilang ketika dia telah menjadi seorang Ibu. Semua butuh proses, proses yang panjang dan nggak mudah.

Gue juga langsung berfikir dari perkataan terakhir Reni " Ayok Fa mulai semuanya dari hal yang kecil terlebih dahulu. "

Hmm.. apa ya?

Nah, mungkin sekarang gue harus bisa berani sama kecoa. Kalo gue terus-terusan takut, kalo seandainya gue punya anak dan ternyata dia juga takut sama kecoa, siapa yang akan menolong dia? Dan dimulai dari situ, gue yang tadi nya udah ngibrit kalo ada kecoa dari jarak 1 meter mungkin nanti gue akan ngatur posisi ketika kecoa nya ada di jarak 2 meter dari gue, jadi ketika udah deket, gue tau apa yang akan gue lakukan.

Hah? Perpindahan macam apa itu-____-

Bukan, bukan..

Gue harus merubah semua nya mulai dari bagaimana gue mengatur waktu, kapan gue harus bangun tidur, ibadah, sarapan , kerja, kuliah, ngerjain tugas dll. Gue harus bisa merubah nya mulai dari sekarang. 

Setelah itu mungkin gue harus bisa menyeimbangkan perasaan gue yang kadang labil dan sensitif ini. Harus bisa enjoy sama diri sendiri dan yang paling penting harus bisa bahagia sama diri sendiri.

Karena hidup itu penuh dengan ketidakpastian, tapi perpindahan adalah satu hal yang pasti. Kalau perpindahan di identikan dengan kepergian, maka kesedihan menjadi sesuatu yang akan mengikutinya. Padahal, untuk melakukan pencapaian lebih, kita tidak bisa hanya bertahan ditempat yang sama. Tidak ada kehidupan yang bisa didapatkan tanpa melakukan perpidahan.


Yuk, rubah semua nya jadi lebih baik lagi. Jangan takut dengan perpindahan. Sibuk memperbaiki diri lebih baik daripada sibuk ngurusin hidup orang lain.

Makin cepet perubahannya makin cepet juga nikahnya!:)
Semangaaaaattt!!!!

#bukankode

Tidak ada komentar:

Posting Komentar