Tepat pukul 05:00 Wib handphone gue
berdering nyaring yang menandakan bahwa alarm sudah menyala. Dengan
ekspektasi, ketika gue bangun tidur, gue segera menunaikan sholat shubuh
dan mulai meneruskan aktifitas seperti membersihkan rumah, sarapan,
mandi dan berangkat kerja.
Namun apa daya...
Cuaca sejuk nya pukul 5 pagi seakan membuat kasur gue berteriak manja "Ayok kita bobok lagi"
dan akhirnya gue pun memilih untuk melanjutkan tidur hingga gue
melewatkan beberapa aktifitas. Akhirnya semua serba dilakukan dengan
terburu-buru. Sampai tiba di kantor tidak tepat waktu.
Amsyongggg...
Gue selalu melakukan itu sampai sekarang, kebiasaan buruk yang perlahan akan menghancurkan hidup gue.
Mau sampai kapan syf ?
Padahal
dari diri sendiri sudah berniat untuk merubah semua nya, melawan segala
hawa nafsu demi rutinitas hidup yang lebih baik, tapi ternyata susah.
Ada aja gangguan nya.
Tapi
gue yakin, setiap orang pasti berubah, begitupun gue sendiri. Gue yakin
gue pasti bisa merubah semua nya. Merubah segala rutinitas menjadi
lebih baik serta merubah pola berfikir.
Mungkin
diantara kalian ada yang lagi merasakan hal yang sama, lagi berjuang
untuk merubah kebiasaan buruk dan berusaha agar kebiasaan buruk itu
hilang. Yuk sini, coba kita renungin .
Gue
punya temen, cukup deket. Gue tau banget gimana dia saat semasa
sekolah. Sebut saja nama nya Reni. Dia adalah tipikal orang yang
ceroboh, males kuadrat, cuek abis pokoknya banyak banget hal buruk dalam
diri nya. Reni yang sudah menikah 1 tahun yang lalu tiba-tiba bbm gue
dan mengajak gue untuk temu kangen. Gue pun meng "iya" kan permintaan
nya, dan kami bertemu di sebuah tempat makan, dia datang bersama anak
nya yang baru beberapa bulan, dan gue pun datang Sendirian.
"Hai
Ren, maaf lama nunggu nya ya. Aku kira malah kamu yang telat, makanya
aku sengaja datang agak lama, kan dari dulu kamu memang yang selalu
ngaret." Ucap gue sebagai pembuka topik pembicaraan.
" Gpp fa, aku nggak mungkin telat lagi dong. Semenjak berkeluarga dan punya anak hidup aku banyak perubahan. "
" Ohya? Bagus dong... tapi proses nya pasti susah ya ? Dulu kan kamu ceroboh banget."
"
Hmm.. Iya bener. Kalo aku terus-terusan stuck dengan kebiasaan buruk
aku dampak nya malah hancur berantakan kekeluarga Fa, aku yang dulu
ceroboh, kalau sampai sekarang masih ceroboh mungkin anak ku akan
terus-terusan menangis karena aku lupa taruh dimana botol susu nya,
kalau aku selalu lama dalam hal apapun mungkin suami ku akan marah
karena sarapan untuk nya belum aku siapkan karena aku terlalu asik
dengan kebiasaan buruk. Hidup itu kan perpindahan Fa, nggak ada orang
yang nggak mau berubah menjadi lebih baik. "
Gue
yang sedang menyantap kentang goreng, seketika segera menghentikan nya.
Gue pun langsung berfikir dan mencoba menyambung pertanyaan lagi.
" Wah hebat ya. Tapi apa perpindahan hidup itu hanya bisa di dapat setelah kita sudah menikah ? " Tanya gue serius.
"
Kalau bisa kamu melakukan nya saat ini juga Fa, ngga ada perpindahan
yang mudah, semua pasti dilakukan dengan rumit. Sebelum perpindahan itu
kan butuh persiapan, dan persiapan itu nggak ada yang ringan. Jadi
ketika kamu sudah mendapatkan pendamping, kamu sudah siap untuk mandiri.
Kamu sudah mempersiapkan segala nya dengan baik. Kebiasaan buruk yang
ada pada diri kamu jangan sampai di bawa lagi. Dan tetap lakukan semua
itu karena niat dalam diri sendiri dan untuk kebaikan diri sendiri,
bukan karena paksaan atau bukan untuk orang lain. Karena semuanya akan
menjadi lebih baik jika kamu lakukan untuk dirimu sendiri. Ayok Fa, mulai semua nya dari hal yang kecil terlebih dahulu. "
Setelah
panjang berbincang, kami pun pulang. Dan ketika sampai dirumah, gue
langsung duduk dan merenungkan apa yang Reni ucapkan tadi.
Ternyata
seseorang yang punya banyak kebiasaan buruk akan hilang ketika dia
telah menjadi seorang Ibu. Semua butuh proses, proses yang panjang dan
nggak mudah.
Gue juga langsung berfikir dari perkataan terakhir Reni " Ayok Fa mulai semuanya dari hal yang kecil terlebih dahulu. "
Hmm.. apa ya?
Nah, mungkin sekarang gue harus bisa berani sama kecoa. Kalo gue
terus-terusan takut, kalo seandainya gue punya anak dan ternyata dia
juga takut sama kecoa, siapa yang akan menolong dia? Dan dimulai dari situ, gue yang tadi nya udah ngibrit kalo ada kecoa dari
jarak 1 meter mungkin nanti gue akan ngatur posisi ketika kecoa nya ada
di jarak 2 meter dari gue, jadi ketika udah deket, gue tau apa yang akan
gue lakukan.
Hah? Perpindahan macam apa itu-____-
Bukan, bukan..
Gue
harus merubah semua nya mulai dari bagaimana gue mengatur waktu, kapan
gue harus bangun tidur, ibadah, sarapan , kerja, kuliah, ngerjain tugas
dll. Gue harus bisa merubah nya mulai dari sekarang.
Setelah
itu mungkin gue harus bisa menyeimbangkan perasaan gue yang kadang labil dan sensitif ini. Harus bisa enjoy sama
diri sendiri dan yang paling penting harus bisa bahagia sama diri
sendiri.
Karena
hidup itu penuh dengan ketidakpastian, tapi perpindahan adalah satu hal
yang pasti. Kalau perpindahan di identikan dengan kepergian, maka
kesedihan menjadi sesuatu yang akan mengikutinya. Padahal, untuk
melakukan pencapaian lebih, kita tidak bisa hanya bertahan ditempat yang
sama. Tidak ada kehidupan yang bisa didapatkan tanpa melakukan
perpidahan.
Yuk,
rubah semua nya jadi lebih baik lagi. Jangan takut dengan perpindahan.
Sibuk memperbaiki diri lebih baik daripada sibuk ngurusin hidup orang
lain.
Makin cepet perubahannya makin cepet juga nikahnya!:)
Semangaaaaattt!!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar