Minggu, 28 Februari 2016

Malam Minggu Kelabu



Malam minggu adalah malam nya para muda mudi berkencan ria dengan pasangan nya masing-masing. Berhubung gue nggak ada kegiatan dan pengen banget keluar, gue pun mencoba untuk menghubungi salah satu sahabat gue yang kebetulan rumahnya berdekatan.

Nama nya Suci. Dia adalah malaikat penyelamat yang Tuhan titipkan untuk menjaga gue selama gue berada di Kampus. Ya, dia adalah teman satu kampus. Meski banyak perbedaan mulai dari logat & budaya tapi kami ini terbilang cukup dekat, bahkan ketika gue berjalan sendiri tanpa Suci, pasti ada beberapa diantara mereka yang bertanya “ Suci nya kemana syf “. Bagaikan sendal jepit yang kemana-mana memang selalu berpasangan. Kami pun kerap dijuluki “Duo Racun” entah atas dasar apa mereka memberikan julukan itu. Tapi yasudahlah..


“ Ci, malam ini nggak kemana-mana kan? Jalan yuk “
“ Ayuk syf, suci udah siap! “

Eh buset, semangat banget. Gue aja baru mandi.

Tanpa menunggu waktu lama, kami pun bertemu dan mulai mengitari jalan dengan sepeda motor sembari mencari jajanan dan tempat yang nyaman untuk ngobrol.

Disepanjang jalan kami pun mulai berbeda dari segi pandangan, ketika suci asik memperhatikan toko-toko baju yang memajang dagangan nya, gue pun malah melihat beberapa pasangan yang berboncengan disepeda motor seakan-akan punggung si pria ada rem pelekatnya, Nempel banget coy!

Setelah membeli beberapa makanan dan minuman kami pun segera mencari lokasi yang pas untuk ngobrol. Ya di Taman Suropati. Anak Jakarta pasti tau banget taman ini. Tamannya para anak muda, lokasinya strategis, mudah di temui, ramai dan yang pasti banyak yang pacaran. 

Ini tamannya, mau kesini? Bareng aku aja~
Disaat yang lain pada asik dengan teman-teman dan pasangannya, gue sama Suci cuma bisa menghitung banyak nya bintang di langit pada malam itu. Absurd banget kan?

“ Syf, kenapa kita kesini sih ? Aku kan jadi inget sama mantan gebetan ku Syf. Waktu dulu kita masih deket, dia pernah ngajak aku kesini.” Ucap suci sebagai pembuka topik pembicaraan.

Seakan enggan menanggapi curhatan alay nya suci, gue pun mencoba untuk mengalihkan pembicaraan.

“ Ci makalah gimana? Udah ketemu materinya? Trus kapan mau dikerjain? “ 

“ Yaelah Syf, ditempat kayak gini sempet-sempetnya mikirin tugas. Bikin ngebul otak aja. “

“ Yaelah Ci, ditempat kayak gini sempet-sempetnya bahas mantan gebetan. Bikin galau aja” Jawab gue.

“ Hahaha... sama Syf, aku juga galau. Kamu inget kan cowok yang pernah aku ceritain itu? “ Tanya dia serius.

“ Hmm.. yang mana sih ci? Yang mirip monokurobo itu? ‘’

“ Hahha.. iiiih Syfaa.. bukan. Yang waktu aku ceritain dirumah kamu itu lho. ”

“ Ohiya, inget. Kenapa lagi dia ci? Bukannya kamu udah lupa?”

“ Lupa orangnya memang udah Syf, tapi lupa kenangannya agak susah. Meskipun udah nggak pernah komunikasi lagi dan aku selalu berusaha untuk lupa tapi tetep aja syf disaat seperti ini misalnya, aku dateng ketempat yang sama saat pergi sama dia waktu itu, aku jadi keinget lagi Syf..”

Gue menghela nafas panjang, memberi celah hati gue untuk sedikit lega mendengar cerita yang hampir mirip dengan yang pernah gue alami.

“ Sebenernya aneh juga ya ci, apa maksud dia datang ke kehidupan kita kalau hanya untuk pergi.  Kita sekuat tenaga berusaha untuk membuka hati bahkan sampai mempertahankan perasaan agar selalu sama, eh dia malah ngeloyor pergi seakan nggak pernah terjadi apa-apa.  Ya begitulah ci, ternyata semua orang itu bisa berubah.” Jawab gue menyimpulkan.

“ Bener Syf. Dulu waktu awal kenal sama dia, banyak hal yang udah dia korbanin untuk dapat hati aku Syf, sederhana sebenernya. Perlahan kita mulai sering berkomunikasi hingga akhirnya dia berhasil membuat aku lupa bahwa aku nggak akan membuka hati untuk siapapun. Akhirnya, aku pun mulai sayang sama dia, dan kita berkomitmen untuk saling menjaga perasaan masing-masing tanpa ada ikatan apa-apa.”

Gue Cuma bisa diem, menunggu suci melanjutkan curhatannya.

“ Disetiap hari selalu ada harapan-harapan indah untuk masa depan kita yang selalu aku amini. Mulai dari situlah mimpi-mimpi mulai kita rajut, dari mulai harapan tentang pernikahan atau seperti apa kehidupan rumah tangga yang akan kita jalani dikemudian hari. Aku nggak peduli mau itu mimpi terlalu tinggi atau enggak yang penting aku melakukan momen-momen itu berdua bareng dia. Bulan demi bulan pun kami lalui bersama. Hingga akhirnya pada malam itu memecahkan segalanya.”

Panjang lebar bercerita, Suci berhenti sejenak. Dengan hela nafas yang panjang serta tatapan mata yang kosong. 

“ Memecahkan? Apa yang terjadi ci? “ Tanya gue serius.

“ Semua berubah, berubah dan berbeda tanpa aku tau apa alasanya. Dimalam itu dia hanya mengatakan bahwa dia ingin menyudahi hubungan ini dan meminta aku agar melupakan segalanya. Dia tahu bahwa ini menyakiti aku, tapi sekeras apapun aku meminta sepertinya nggak akan merubah fikiran dia untuk tetap berada disisi aku, Syf. Padahal, dia adalah orang yang merubah hidup aku , dia mengubah daya pandang aku tentang hidup. Dulu aku yang nggak bisa sendirian, yang paling nggak bisa ambil keputusan, dan yang paling merasa bahwa hidup aku ini berantakan, sejak ada dia semua jadi lebih berwarna dan dia mampu merubah segalanya. Hingga akhirnya kini aku tahu dia telah menemukan pilihannya, aku hanya bisa terdiam, mengingat kembali kenangan indah namun menyakitkan itu lalu berusaha untuk membuang nya.”

“ Trus sekarang kamu masih belum bisa move on? Dia aja udah bahagia kan sama pilihannya? Kamu masih gini-gini aja. Payah!”

Suci nggak menjawab, hanya mengalihkan pandangannya seakan menutupi kesedihan di raut wajahnya.  Setelah itu, kami memutuskan untuk pulang. 

“ Udah malem syf, pulang yuk! Btw, coba kentang yang ini deh rasanya kok pahit ya?”

Gue segera berjalan kearah tempat parkir motor dan nggak peduli dengan tawaran nya. Sembari mengucap dalam hati.

“ Iya ci pahit, sepahit ketika dia memutuskan untuk pergi dan bahagia dengan pilihannya.”

Selamat bermalam minggu... Jangan sampai kelabu yaaaaa!
Cerita diatas adalah fiktif belaka Hahahaha~

4 komentar:

  1. menarik banget ceritanya, tapi sayang hanya fiktif belaka :v

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hai.. Trimakasih sudah baca ya:)

      Hehe iyaa,, abisnya sayang ada ide kalo disia2in, akhirnya yang terealisasikannya seperti ini hehehe :P

      Hapus
  2. Fyuuuh, malam mingguku dong Fa... kelabu terus wkwk udah lupa kapan terakhir malam mingguan aku wkwk :D

    BalasHapus
  3. Gua kesindir . Saat itu mungkin yah

    BalasHapus