Senin, 05 September 2016

Hai, Anugrah

Di tulisan kali ini gue akan membahas perihal cinta yang sedikit berbeda dari yang pernah gue tulis sebelumnya.

Kalau yang sebelumnya mungkin terlihat galau, sedih dan sejenisnya. Tapi di postingan kali ini gue akan membagi kebahagiaan, sedikit kebahagiaan yang gue harap akan berlangsung untuk waktu yang lama di dalam hidup gue. Dan juga sedikit ungkapan yang mewakili perasaan gue tiga bulan terakhir hingga detik ini.

Sebenernya gue binggung harus memulai dari mana. Yang jelas akhir-akhir ini gue merasa ada sesuatu yang membuat hati gue selalu berdebar, membuat gue suka salah tingkah sendiri.

Jatuh cinta?

 

Hemm...

Nama nya Anugrah, salah satu orang yang berhasil bikin gue senyum-senyum dan jejingkrakan nggak karuan kala sedang membaca chat nya atau sesaat setelah pertemuan. Dan dia juga salah satu orang yang berhasil merobohkan hati gue dan membuat gue sadar bahwa setinggi apapun kriteria seseorang tentang pasangan, akan kalah juga ketika mulai jatuh cinta tanpa alasan.

Maka dari situlah gue berfikir bahwa gue nggak pernah salah udah menaruh seluruh hati gue buat dia.

Sesederhana itu kah?

Hemm...

Ketika pertemuan pertama, memang nggak ada sedikitpun niat membuka hati lagi untuk siapapun. Gue menganggap dia sekedar teman main biasa, nggak lebih. Dan gue pun berharap dia begitu.

Semua berjalan secara berurutan. Hampir setiap hari kita komunikasi, dan hampir setiap minggu kita bertemu walau hanya sekedar cari makan atau membahas hal-hal yang seru. Dari mulai situ selalu ada cerita baru dan menarik disetiap perjalanan maupun obrolan. Dan saat itu pula gue merasa bahwa dia adalah orang yang 'nyambung' dan bisa menjadi pendengar yang baik kala gue bercerita.

Dan seolah semua sudah menjadi kebiasaan kita berdua, terkadang gue suka membatin :

" Duh, kok gue rindu ya? " Setiap kali dia nggak ada disisi.
.
Gue yang masih memiliki rasa trauma akan cinta, tetap meyakinkan diri gue bahwa semua yang gue rasa ini hanyalah rasa 'nyaman' biasa antara teman, nggak lebih. Dan lagi, semakin gue menyangkal hal tersebut, semakin pula gue merasa bahwa dia adalah satu-satunya pria yang ingin gue miliki seutuh nya.

" Duh, kok jadi begini ya ? "

Dia juga pernah mengirimkan gue sebuah pesan seperti ini :

" I love you, but isn't easy to make you here with me "

Terlepas dari masalah gue yang enggan membuka hati lagi, seperti nya dia memaklumi. Bahkan dia terus berlari mengejar, hingga akhirnya gue capek lari dan berhenti. 

Dengannya, gue bisa menjadi diri gue sendiri, bebas mengekspresikan apapun tanpa canggung, menjadi konyol dengannya adalah hal yang menyenangkan, dia bisa mengisi kekosongan dihari-hari gue, pokoknya "He's complete me, deh."

Hai Anugrah,

Kita berjumpa lagi di tanggal yang sama, yaitu tanggal 6 dibulan yang berbeda. Semoga bisa bertemu di tanggal 6 di bulan berikut nya, ya.
.
.
.
.
" Mungkin kamu tau bahwa cinta memang selalu datang di waktu yang tidak tepat, tapi aku berharap kamu adalah orang yang paling tepat. "




1 komentar: