Kamis, 30 Juli 2015

Pengalaman Mudik



Hallooo... baru nongol lagi nih, maaf ya gue abis mencari serpihan serpihan hati gue yang hancur dan gue kokohin lagi menjadi bentuk yang sempurna *apasih*. Sebelum mulai, Gue, Syfana Aulia Lizahra mengucapkan minal aidzin walfaidzin mohon maaf lahir dan batin. Buat semua pembaca setia atau yang sekedar mampir lalu pergi maafin kesalahan gue entah dari penulisan atau tindakan yang sengaja maupun tidak di sengaja.

Oke.

Ini bukan kultum.

Sebenernya gue masih binggung apa yang akan gue tulis, sumpah binggung.

Karena ada banyak hal yang gue alamin di masa ke Jomlo-an gue ini. Dari mulai rasa sepi, jatuh cinta , merasa bebas dan mudik.

Ya, mudik.

Ini pertama kali nya gue mudik. Tapi bukan ke kampung halaman sendiri. Minjem kampung orang. Karena gue orang Jakarta asli, nggak punya kampung halaman, nggak punya pacar juga. Hiks.

Gunung Kencana.

Ada yang tau dimana ?

Di Banten.

Pertama kali nya mudik. Gue binggung harus bawa apa aja. Karena ini pengalaman baru dan akan berhari-hari disana. Gue pun memutuskan untuk membawa banyak baju, perlengkapan mandi, make up dan yang terpenting Gunting kuku dan Cotton bud. Gue paling nggak bisa pergi jauh tanpa dua barang itu.

Pengen nya sih hati gue nggak ikut di bawa, jadi kalo seandai nya ada yang curi curi pandang disana gue nggak akan baper. Masalah nya jauh, kalau sampe suka beneran dan jadian trus LDR gue nggak akan mau. Karena, yang deket aja bisa bohong apalagi yang jauh. Huh..

Naik kereta.

Mungkin ini adalah hal yang paling ternorak. Gue memang udah pernah naik kereta sebelum nya tapi udah lama banget sekitar 8 atau 10 tahun yang lalu. Dan gue seneng naik kereta hehe.

Perjalanan nggak terlalu makan waktu lama sebenernya, hanya di potong istirahat di perjalanan , menunggu bus ngetem dan menunggu kamu nembak aku. Abaikan kalimat akhir.

Di perjalanan menuju ke rumah sodara disana, gue terkagum dengan pemandangan yang gue lihat. Sumpah, keren abis. Mungkin gue norak, nggak apa-apa. Karena ini hal pertama kali nya. Wkwk.

Suasana perkampungan seperti ini lah yang nggak pernah gue temuin bertahun-tahun di Jakarta. Maka, sekali lagi, gue norak abis.

Matahari yang tenggelam mengakhiri perjalanan gue. Ya gue udah sampai. Di rumah yang sederhana. 

Keesokan hari nya, gue di kagetkan dengan sesuatu.

“ Syfana bangun, kita mandi. Di kali. “
Ohya?
Di kali ?
Tempat terbuka.
Ok. Huh..

Di sana beda sama di Jakarta yang bisa sesuka hati puter kran air dan mandi atau mencuci baju kapanpun. Yang gue tau, kalau mau dapat air itu bergilir. Misal jam 10 di rumah A jam 11 di rumah B, gitu. Maaf ya kalau sok tau. Hehe..

Gue pun tercengang dengan jalanan menuju ke pemandian tersebut. Curam, tajam, dan sulit banget dilalui buat orang awam kayak gue ini. Sulit, iya sulit. Sesulit jalan menuju ke hati kamu.

Selain mandi di kali. Gue juga ke pantai Binuangen dan Bagedur. Pantai nya keren dan masih bersih dari sampah sampah. Gue juga turun ke sawah mencari genjer dan tutut. Tau genjer? Genjer itu sayuran nggak beda jauh sama kangkung, rasa nya juga enak. Tau tutut? Keong kecil nggak beracun dan enak juga di makan. 

Di sana juga gue rasa nggak ada toko yang menjual kipas angin. Sekalipun ada kayak nya nggak akan laku karena udara disana dingin banget, sedingin sikap kamu ke aku. Uww..

Sepi nya jalanan di kampung itu membuat kendaraan yang lewat banyak yang negbut. Ditambah dengan jalanan yang sebagian rusak membuat gue bener-bener nggak berani mengendarai motor disana. Bisa mengendarai motor di Jakarta, belum tentu bisa mengendarai nya di kampung.

6 hari disana kayak nya terlalu sebentar untuk merefresh otak gue ini jadi lebih seger. Tapi pengalaman ini adalah pengalaman yang paling berkesan. Dimana gue bisa pergi dengan kondisi signal yang nggak ada sama sekali. Gue nggak perlu sibuk cari signal hanya untuk ngabarin pacar, atau gue nggak perlu kepikiran karena takut pacar malah chat sama cewek lain. Ini baru refreshing. Ya nggak? Mblo.

  Jangan pernah menjudge norak orang kampung “Kampungan” saat mereka datang ke Kota. Karena kita pun akan menjadi norak ketika kita berada di desa. “

Oke segini aja pengalaman libur gue. Kalau kamu gimana? Jangan mudik ke hati mantan ya.

1 komentar: